Di antara adab doa yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mengangkat tangan saat berdoa. Ada sekitar seratusan hadits yang menjelaskan adab tersebut. Demikian keterangan yang disampaikan oleh Imam Suyuthiy rahimahullah (w. 911 H). Sehingga jangan heran bila sebagian ulama mengategorikan hadits tentang angkat tangan saat berdoa -secara global- sebagai hadits mutawatir.
Mengangkat tangan saat berdoa adalah salah satu faktor penting terkabulnya doa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ، يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ، أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا“
“Sungguh Allah tabaraka wa ta’ala itu Maha Pemalu dan Maha Dermawan. Apabila ada hamba-Nya yang berdoa mengangkat kedua tangannya, Dia malu jika tidak dikabulkan”. HR. Tirmidziy dari Salman radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dinilai sahih oleh Ibn Hibban dan al-Albaniy.
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam bukan hanya menganjurkan adab ini dengan ucapannya, namun beliau juga mempraktekkan sendiri.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,
قَدِمَ الطُّفَيْلُ بْنُ عَمْرٍو الدَّوْسِيُّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: “يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ دَوْسًا قَدْ عَصَتْ وَأَبَتْ، فَادْعُ اللَّهَ عَلَيْهَا“، فَاسْتَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ، فَظَنَّ النَّاسُ أَنَّهُ يَدْعُو عَلَيْهِمْ، فَقَالَ: “اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا، وَائْتِ بِهِمْ“.
“Ath-Thufail bin ‘Amr ad-Dausiy datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya suku Daus melawan dan enggan beriman. Mintalah kepada Allah agar menimpakan keburukan kepada mereka!”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya. Orang-orang mengira bahwa beliau bakalan mendoakan keburukan untuk mereka. Ternyata beliau berdoa, “Ya Allah, berilah hidayah kepada suku Daus. Serta datangkan mereka kemari”. HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dan dinilai sahih oleh al-Albaniy.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam amat serius dalam mengangkat tangan saat berdoa. Sebagaimana dituturkan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
“عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ“.
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya (berdoa) hingga terlihat putihnya ketiak beliau”. HR. Bukhari.
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu juga bercerita,
“كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ، فَرَفَعَ يَدَيْهِ يَدْعُو، فَمَالَتْ بِهِ نَاقَتُهُ، فَسَقَطَ خِطَامُهَا فَتَنَاوَلَ الْخِطَامَ بِإِحْدَى يَدَيْهِ، وَهُوَ رَافِعٌ يَدَهُ الْأُخْرَى“.
“Aku pernah membonceng Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat di padang Arafah. Beliau berdoa sembari mengangkat kedua tangannya. Tengah berdoa ontanya miring, hingga tali kendalinya terjatuh. Maka beliaupun mengambil tali tersebut dengan salah satu tangannya, dalam keadaan tangan yang lain tetap menengadah ke atas”. HR. Nasa’iy dan dinilai sahih oleh Ibn Khuzaimah serta al-Arna’uth.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 2 Rajab 1439 / 19 Maret 2018